Cerita Saya
Jambu Pak Haji
04.25
Bagi gue.
Kenakalan masa kecil yang nggak terlupakan adalah saat gue nyolong jambu klutuk
di kebon pak haji. Sebuah kebon yang sangat luas dan apabila kita masuk ke
dalamnya, kita akan
tersesat dan mati digigit nyamuk segede babon. Gue beraksi
nggak sendirian karena waktu itu ada Ari, temen sepermainan gue yang memiliki
tingkat kenakalan hampir sama dngan bayi gorila, dam selalu setia menemani gue.
Adalah suatu
tindakan nekat bagi anakseumuran gue, yang saat itu masih kelas 4 SD, untuk
berbut kriminal.
Awalnya, gue
sedikit gentar karena dari isu yang beredar, tersiar gosip bahwa pak haji itu
orangnya galak, dia nggak segan-segan melempar dengan pacil kepala anak yang
tertangkap basah nyolong jambu di kebonnya.
“Nanti klo kita
bener-bener dilempar pacul gimana.?” Tanya gue.
“Ju, kita ini
jagoan, masak sama pak haji aja takut” ari menyemangati gue yang udah kalah
sebelum berperang.
“gue Bukan takut
sama pak haji, gue Cuma takut klo pak haji kalap terus ngelempar pacul ke
kepala kita”
“.....”
“bisa geser otak
permanen gue”
“itu sama aja
panjul. Eh, gue bilangin ya.... klo siang hari kayak gini pak haji nggak ada di
kebon, paling juga dia lagi tidur dirumahnya. Percaya deh sama gue” ari
lagi-lagi meyakinkan
“yakin loe kita
nggak bakal ketauan.?”
“enggah sih” ari
mulai minta di gampar.
Dan dengan modal
nekat. Kami dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolahan SD membulatkan
tekad untuk beraksi.
Maka, selincah
monyet-monyet di TV, kami masuk kedalam kebon. Setelah melewati tantangan
panjang dengan nyamuk-nyamuk yang gedenya kayak tawon, gue dan ari langsung
berbagi tugas dan langsung melaksanakannya. Gue kebagian jaga dibawah,
sedangkan ari manjat pohon.
Mata gue joget
itik, eh bukan itu. Mata gue ngelirik kanan dan ke kiri untuk memastikan gak
ada
orang. Jantung gue berdetak kencang seperti benderang yang mau perang. Itu
kaya lagunya Ahmad Dhani. Mungkin ini yang disebut adrenaline junkies. Jangan
tanya gue artinya, kamus bahas inggris gue ilang. Di satu sisi gue takut
ketauan pak haji, di sisi lain gue bahagia dan sangat menikmati acara yeng
menegangkan ini. Gue juga gak sabar mau makan jambu hasil pekerjaan kami.
“Ju, tangkep
yah!” suara ari mengagetkan lamunan gue.
“oke cepetan”
Gue
menengadahkan tangan.
“satu dua...”
ari menghitung maju.
Dengan posisi
seperti kiper spanyol yang fenomenal itu. Acara menangkap jambu ini semakin dramatis ditambah suara
ngiungan nyamuk di sekitar kami.
“ngggiiiuungg......
ngggiiiunggg” suara nyamuk menambah ketegangan gue. Mungkin dia berusaha
menasehati kami dengan bahasa nyamuknya “hei juang, jangan curi jambu itu” gue
semakin berkonsentrasi untuk menangkap jambu. Gue menunggu aba-aba selanjutnya
dari ari.
“TIGA!!”
Di hitungan
ketiga itu, ari melemparkan semua jambu klutuk ke muka gue dengan sangat tidak
berperikemanusiaan yang adil dan beradab.
“WOI, BIASA AJA
DONG LOE” gue teriak, nggak nyangka si ari dengan begitu semangatnya nimpukin
muka gue make jambu klutuk yang barru dipetik. Gue bisa meninggal gara gara
itu. Trus masuk koran, gak enak banget masuk koran dengan kasus seperti itu ntr
masuk koran Medan, muka lebam gue berada di halaman awal dengan judul “Anak SD
Meninggal oleh hantaman jambu klutuk yang hendak di curinya di rumah pak haji”
buset, bisa gak tenang gue di alam sana. Ingin rasanya kembali ke dunia dan
membeli semua koran tersebut, agar gak nyampe ke orang lain.
“Tangkep Ju” Ari
makin menggila.
“Aduh.” Gue
mengelus-elus lembut jidat gue yang sedikit benjol akibat perbuatan ari yang
tidak senonoh. Pasalnya, beberapa puluh detik yang lalu sebuah jambu klutuk
keras berwarna hijau mendarat dengan sangat mulusnya di jidat gue yang abis di
gigit nyamuk itu.
“WOI RI, SANTAI.
KLO NGELEMPAR SATU-SATU DONG, BIAR GUE GAMPANG NANGKEPNYA” Gue mencak-mencak.
Ari nyengir
domba shaun the sheep di atas pohon.. lalu masang muka bayi suci yang tak
berdosa.
“siapa itu.?”
Sayup-sayup
terdengar teriakan orang.
Feeling gue
berkata. “hmm, kayaknya sih suara pak haji? Tapi gak mungkin, ah. Kata ari klo
siang-siang begini pak haji lagi tidur cantik di rumahnya.”
“SIAPA ITU?”
suara itu makin mendekat
Gue memandang
ari
Ari memandang
Gue
Nyamuk
Sekeliling makin meng-Ngiungkan suaranya menambah moment yang tidak mengenakkan
ini. Sepertinya nyamuk-nyamuk itu meng-Ngiung kesenangan karna kami ketauan
“tuh kan, mampus loe kan, ketauan loe sekarang”
“sepertinya
nyawa kita terancam nih ju” kata ari sambil buru-buru turun dari pohon. Gue
masih bingung apa yang terjadi, gua gatau ini apa, gue gatau ini dimana, gue
gatau gue siapa, gue gatau harus berbuat apa.
“SIAPA ITU!!!”
Suara itu makin jelas sekarang. Pak haji dengan garangnya nge-gap gue dan ari
yang lagi nyolong jambu klutuk di kebonnya
Gue memandang
ari penuh kepanikan.
Ari memandang
gue dengan tatapan yang mungkin klo diterjemahkan ke dalam kalimat akan
berbunyi seperti ini “oh bumi, telanlah daku hidup-hidup”
“jadi elo berdua
yang suka ngembat jambu di kebon gua?” pak haji menatap kami dengan penuh ke
palakan. Keliatan dari mukanya, udah kaya haji muhidin.
“ampun pak
haji...” ari minta maaf. Mukanya pucet.
Naluri
menyelamatkan diri gue mulai tumbuh, nth kenapa tiba tiba seluruh syaraf dalam
otak gue bekerja dengan pekerjaannya masing masing, tulang gue bergerak dengan
sendirinya. Dengan tingkat kecepatan yang hampir menyamai atlet olimpiade
athena, gue tanpa pikir 2x10 langsung meninggalkan ari yang tengah syok menatap
pak haji.
“kabur
riiii....”teriak gue.
Nggak lama, ari ikut lari. Tinggal pak haji yang ketar-ketir ngejar
kami. Bagai dua atlet olimpiade yang selalu menggunakan jurus macan laper
sebagai pemacu motivasi, gue dan ari kini berada jauh dalam jangkauan pak haji.
Bayangin aja, dua anak kecil kelas 4 SD di kejar pak haji yang lumayan udah
tua. Alhasil dia encok setelah lari lima langkah. Maafkan kami pak haji, bukan
maksud kami menyakitimu.
0 komentar