Sinopsis Film
Film Terbaru Vino "Madre"
04.31
Lahir sebagai 75 halaman cerpen, bagian utama dari novelet
berjudul Madre buah karya Dewi ‘Dee’ Lestari 2011 silam. Madre membawa multi
pesan yang bermuara pada kata cinta. Sedikit pastinya yang mengetahui bahwa
memang benar adanya sebuah biang roti, seperti hidup dan diberlakukan nyaris
layaknya manusia. Dan seperti seorang ibu, dia melahirkan serta melepaskan
anak-anak rotinya pergi, membawa cita rasa cinta pada setiap gigitannya. Dan
biang roti dalam cerita ini lahir dengan nama Madre, dari tangan Lakshmi yang
tak lain adalah nenek biologis dari Tansen Roy Wuisan. Madre yang akhirnya
setelah puluhan tahun mati suri, bukan hanya menemukan cintanya kembali, justru
mempertemukan insan-insan yang telah lama ingin berkenalan dengan arti cinta
yang sebenar-benarnya.
28 Maret 2013, Mizan Productions dengan bangga
mempersembahkan Madre sebagai sebuah film karya Benny Setiawan, Sutradara
terbaik FFI 2011 dan penulis skenario terbaik FFI 2010 dan 2011. Diperankan
oleh Vino G. Bastian, Aktor terbaik FFI 2010 sebagai Tansen. Dan Laura Basuki,
Aktris Terbaik FFI 2011 sebagai Mei.
Didukung oleh aktor senior Didi Petet, Titi Qadarsih dan
banyak lagi. Mengambil setting heritage Bandung dan romantisme Bali, membawa
imajinasi para pembaca cerpen nya menjadi kenyataan. Madre, dari roti turun ke
hati.
Madre mengisahkan bagaimana sejarah hidup seseorang berubah
dalam sehari hanya dengan sebuah kunci lemari es yang berisi adonan biang roti
berumur 70 tahun bernama “MADRE”. Dalam perjalanannya Madre mampu mengubah
nasib dan arah masa depan Tansen – remaja berusia 27 tahun tanpa persiapan
apapun.
Berawal dari wafatnya yang bernama Tan Sin Gie, seorang
kakek keturunan Tionghoa. Beliau memberikan sebuah warisan kepada Tansen,
cucunya – pemuda berusia 27 tahun. Selama ini Tansen tak pernah tahu kalau
seperempat darah miliknya berasal dari kakeknya yang beretnis Tionghoa dan
seperempat darah India dari neneknya. Keduanya meninggalkan sebuah warisan
bernama MADRE.
Madre berasal dari kata spanyol yang berarti ‘ibu’ dan dalam
hal ini merupakan biang roti yang sangat tua. Sang kakek yakin, hanya keturunan
langsungnyalah yang dapat menghidupkan kembali toko roti yang sudah berdiri
sejak tahun 60-an dan kini berhenti beroperasi.
Tansen seorang surfer yang memilih hidup bebas tanpa jeratan
rutinitas. Ia terobsesi untuk mencari ombak tertinggi untuk ditaklukan. Hanya
satu rutinitas yang baru dua tahun ini, ia tekuni, membagi pengalamannya pada
sebuah blog yang diberi nama “Sang Pencari Ombak”.
“..Apa rasanya sejarah hidup kita berubah dalam satu hari?
Hari ini hidupku sangat kompleks. Dalam darahku mendadak seperempat Tiongoa.
Nenekku keturunan India yang ternyata tukang buat roti. Dan dia, bersama Kakek
yang tidak kukenal, mewariskan anggota keluarga yang tidak pernah ku tahu,
Madre..”
0 komentar