Sinopsis Film
Sinopsis A Good Day to Die Hard
05.53
Enam tahun setelah seri terakhir dalam franchise Die Hard,
Live Free or Die Hard (2007) yang disutradarai oleh Len Wiseman, John McClane
kembali lagi untuk mencari lebih banyak permasalahan lewat A Good Day to Die
Hard – seri kelima dalam franchise Die Hard yang kali ini disutradarai oleh
John Moore (Max Payne, 2008) dengan naskah cerita yang ditulis oleh Skip Woods
(The A Team, 2010). Well… mereka yang mengikuti atau bahkan menggemari deretan
petualangan John McClane jelas telah mengetahui dengan pasti mengenai apa yang
akan mereka dapatkan dari seri ini. Pun begitu, rasanya tidak akan ada yang
dapat menyangkal bahwa dengan penulisan jalan cerita dan karakter yang begitu
dangkal pada seri kali ini, A Good Day to Die Hard terasa begitu melelahkan
untuk disaksikan bahkan ketika Moore berusaha keras untuk menghadirkan deretan
adegan aksi yang spektakuler untuk menutupi kelemahan tersebut.
Dalam A Good Day to Die Hard, John McClane (Bruce Willis)
melakukan perjalanan ke Moscow, Rusia, untuk membantu puteranya, Jack (Jai
Courtney), yang menjadi tersangka dalam sebuah kasus pembunuhan. Jack sendiri
ternyata sedang dalam misi rahasia yang ia kembangkan bersama pihak Central
Intelligence Agency dan sengaja melakukan tindakan pembunuhan tersebut untuk
mendekati Yuri Komarov (Sebastian Koch), seorang tahanan politik yang dinilai
CIA berpotensial untuk membantu mereka untuk menangkap seorang pejabat tinggi
pemerintahan Rusia, Chagarin (Sergei Kolesnikov), yang diduga memiliki keterlibatan
dalam sebuah kasus kejahatan tingkat tinggi.
Chagarin sendiri tentu saja tidak tinggal diam ketika
mengetahui bahwa Yuri Komarov memegang sebuah dokumen penting mengenai
keterlibatannya dalam tindakan kejahatan tersebut. Dalam sebuah aksinya,
Chagarin memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Yuri Komarov – sebuah
tindakan yang akhirnya turut menyeret Jack dan John dalam sederetan serangan
yang sangat mematikan. Seperti biasa, John jelas tidak akan tinggal diam
melihat keselamatan nyawa diri dan anaknya terancam begitu saja. Walau hubungan
antara dirinya dan Jack tidaklah akur, John akhirnya mulai menyusun rencana
bersama dengan Jack untuk melepaskan diri mereka dari teror tersebut.
So… here’s the thing. Ketika banyak orang menyangka bahwa
dengan menuanya usia Bruce Willis maka franchise Die Hard akan sukar untuk
menarik para penonton dari generasi baru, Len Wiseman berhasil memberikan
kesegaran baru bagi franchise tersebut dengan Live Free or Die Hard yang mampu
memadukan sajian aksi yang kuat, dialog bernuansa komedi yang cukup kental di
banyak bagian ceritanya serta deretan karakter pendukung yang mampu mengimbangi
kuatnya kharisma karakter John McClane yang masih dimainkan oleh Bruce Willis.
Live Free or Die Hard jelas bukanlah sebuah presentasi film aksi terbaik yang
pernah ada. Namun film keempat dalam seri franchise Die Hard tersebut jelas
mampu memberikan momen-momen hiburan aksi terbaik bagi para penggemar film-film
sejenis
Sayangnya, keseluruhan presentasi yang terdapat dalam A Good
Day to Die Hard bergerak di arah yang berlawanan dengan Live Free to Die Hard.
Dengan naskah cerita yang dihasilkan oleh Skip Woods, A Good Day to Die Hard
tampil hanyalah sebagai alat untuk memberikan ruang bagi Bruce Willis sebagai
seorang bintang aksi yang telah menua untuk melakukan berbagai tindakan aksi
yang berlebihan – sama seperti yang dilakukan The Last Stand bagi Arnold
Schwarzenegger serta dua seri The Expendables (2010 – 2012) bagi para deretan
pemerannya. Selebihnya, A Good Day to Die Hard tidak pernah mampu tampil
menarik dengan mengisi setiap celah penceritaannya dengan pengembangan
karakterisasi yang sangat dangkal serta plot cerita yang lebih mengutamakan
adegan aksi yang berlebihan daripada penceritaan yang terasa berjalan alami.
Kehadiran karakter putera John McClane dalam A Good Day to
Die Hard sendiri sebenarnya memberikan ruang bagi Woods untuk memberikan sebuah
kisah pendukung mengenai hubungan yang terjalin antara karakter ayah dan anak.
Mungkin Woods tidak ingin mengulang jalinan kisah yang ssebelumnya pernah
disentuh dalam Live Free or Die Hard namun Woods tidak pernah berhasil
menghantarkan sebuah penggalian karakter yang cukup mendalam untuk membuat
penonton merasa yakin dengan hubungan darah yang terjalin antara karakter John
McClane dan anaknya. Keduanya tampil dalam karakterisasi yang begitu dingin dan
sukar untuk mudah disukai.
Kedangkalan penggalian jalan cerita dan karakter dalam A
Good Day to Die Hard jelas memberikan pengaruh tersendiri kepada bagaimana
setiap masing-masing pengisi departemen akting memberikan kontribusi mereka
terhadap film ini. Nama-nama seperti Bruce Willis, Jai Courtney hingga
Sebastian Koch, Radivoje Bukvic dan Yuliya Snigir jelas tidak dapat berbuat banyak untuk membuat
kehadiran karakter mereka begitu berarti kehadirannya. Mereka masih mampu
tampil dalam kapasitas yang tidak mengecewakan. Namun dengan penggalian
karakterisasi yang dikesampingkan demi kehadiran adegan aksi yang bombastis,
hanya sedikit yang dapat dilakukan jajaran pemeran film ini untuk membantu
meningkatkan kualitas penampilan jalan cerita film ini secara keseluruhan.
A Good Day to Die Hard sebenarnya memiliki banyak peluang
untuk hadir sebagai film aksi yang dipenuhi deretan adegan aksi dan ledakan
yang bombastis namun tetap mampu tampil sejalan dengan kualitas penceritaan
yang berarti. Namun sayangnya, penulis naskah Skip Woods tidak memiliki
kemampuan yang handal untuk melakukan penggalian tersebut. John Moore
sepertinya sadar akan kekurangan tersebut dan akhirnya memilih untuk menutupi
lubang-lubang dalam jalan penceritaan filmnya melalui kehadiran deretan adegan
aksi yang begitu luar biasa. Begitu mampu untuk memicu adrenalin pada awalnya
namun secara perlahan mulai terasa melelahkan ketika dihadirkan secara terus
menerus dan tanpa kemampuan untuk menghadirkan jalan cerita yang lebih menarik.
Sebuah presentasi yang jelas jauh dari mengesankan.
0 komentar