Sinopsis Film
Sinopsis Chinese Zodiac
07.47
Chinese Zodiac, yang menjadi film ke-101 yang dibintangi
oleh Jackie Chan, dibuka dengan narasi yang menuturkan tentang negara China
yang diinvasi oleh pasukan Inggris pada tahun 1860. Tidak hanya menjajah
wilayah dan rakyat negara tersebut, para pasukan Inggris juga mencuri banyak
benda-benda bersejarah untuk dibawa pulang kembali ke negara mereka, termasuk
12 potongan patung kepala binatang yang mewakili 12 figur astrologi China.
Ratusan tahun berlalu, benda-benda bersejarah yang awalnya dikira telah musnah
tersebut secara perlahan mulai muncul di berbagai rumah pelelangan dunia dengan
harga yang setinggi langit akibat diburu oleh banyak kolektor dan pemburu
barang-barang antik dari berbagai penjuru dunia.
Salah satu dari pemburu barang antik tersebut adalah seorang
pengusaha terkenal bernama Lawrence Morgan (Oliver Platt) yang berkeinginan
begitu besar untuk mengoleksi kedua belas artifak tersebut sehingga akhirnya
menyewa seorang pemburu harta karun, JC (Jackie Chan), untuk mengumpulkannya
dengan bayaran sebesar US$1 juta untuk setiap potongan kepala patung yang
berhasil didapatnya. Bersama dengan anggota kelompoknya (Kwon Sang Woo, Zhang
Linxin dan Liao Fan), JC memulai pencariannya dengan menemui Coco (Yao
Xingtong), seorang wanita peneliti yang berniat untuk mengumpulkan seluruh
benda bersejarah asal China dan mengembalikannya kembali ke negara asalnya.
Melalui Coco-lah, JC mulai belajar bahwa benda-benda bersejarah yang selama ini
ia buru, memiliki identitas yang sama sekali tidak dapat diukur dengan uang
semata.
Tenang! Sinopsis diatas hanyalah sebagian kecil dari banyak
kisah yang ingin ditampilkan Jackie Chan dalam filmnya. Dengan naskah cerita
yang juga ditulis oleh Chan, Chinese Zodiac berusaha menghadirkan begitu banyak
plot cerita dalam 123 menit durasi perjalanannya, mulai dari kisah keluarga,
intrik politik, romansa, sejarah dan budaya dunia hingga permasalahan seperti
bagaimana pentingnya untuk melakukan konservasi terhadap berbagai artifak
peninggalan sejarah dunia. Tentu saja, berbagai plot yang terdengar serius
tersebut disajikan dalam balutan penampilan penuh humor khas Chan – yang
sayangnya di masa modern akan diartikan sebagai sebuah sajian komedi aksi yang
klise dan benar-benar melelahkan untuk diikuti.
Tidak hanya berperan sebagai seorang produser, sutradara,
aktor maupun penulis naskah bagi Chinese Zodiac, Chan juga ambil bagian dalam
berbagai bagian teknis pembuatan film ini seperti penata sinematografi,
komposer, koordinator pemeran pengganti hingga – this is serious! – koordinator
katering. Mudah-mudahan Chan mampu menyajikan deretan makanan yang memuaskan
selama proses produksi berlangsung karena tidak ada satupun bagian teknikal
yang melibatkan nama Chan benar-benar dapat dianggap muncul dalam kualitas
memuaskan dalam film ini. Chan sepertinya begitu terjebak dengan kejayaannya di
masa lampau sehingga terlihat berusaha keras untuk menyajikan pola penceritaan
yang sama di film ini. Lihat saja bagaimana tata koreografi aksi film ini.
Begitu mudah ditebak. Tata sinematografi dan tata musik film ini juga hadir
medioker. Sama sekali tidak memberikan dukungan bagi kualitas film ini secara
keseluruhan.
Yang paling menyedihkan, tentu saja, adalah bagaimana Chan
menuliskan naskah cerita film ini. Merupakan reboot dari Armour of God (1987)
dan sekuelnya, Armour of God II: Operation Condor (1991) yang pernah
dibintanginya serta meraih sukses besar, Chan seperti kebingungan untuk
menyajikan kisah apa yang ingin ia ceritakan dan akhirnya juga menggabungkan
berbagai plot cerita untuk ditampilkan kepada penontonnya. Dan lihat apa yang
terjadi ketika naskah cerita yang berkualitas dangkal tersebut diarahkan oleh
seorang sutradara yang juga tidak begitu mampu mengarahkan sebuah jalan cerita
– tentu saja, Jackie Chan adalah sutradara yang dimaksud. 123 menit durasi film
ini terasa bagaikan perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan dengan Chan
yang menghadirkan berbagai plot cerita filmnya yang saling berbenturan satu
sama lain serta ritme penceritaan yang begitu berantakan.
Karakter-karakter yang dituliskan oleh Chan juga terlihat
begitu dangkal. Setiap karakter digambarkan dengan begitu klise dan sama sekali
tidak menarik. Yang lebih membingungkan adalah penggunaan bahasa Mandarin,
Inggris dan Perancis oleh setiap karakter. Satu karakter dapat saja terlihat
tidak mampu berbahasa Inggris di satu adegan, kemudian malah mampu berbahasa
asing dengan lancar di adegan yang lain. Atau malah tidak mengenal bahasa
Mandarin sebelumnya namun dengan fasih berdialog dengan bahasa tersebut di
akhir cerita. Aneh. Satu-satunya sisi positif dari Chinese Zodiac adalah
pemanfaatan efek visual yang cukup efektif di banyak adegan – sisi yang paling
membedakan Chinese Zodiac dari dua seri Armour of God terdahulu.
Sayangnya, sama sekali tidak ada yang istimewa dalam
presentasi Chinese Zodiac. Pada kebanyakan bagian, film ini lebih terasa
sebagai sebuah usaha Jackie Chan untuk meraih kembali masa-masa kejayaannya
namun dengan kemampuan yang lebih minimalis. Chan yang hadir dalam Chinese Zodiac
adalah sosok aktor yang telah terlihat terlalu lelah untuk melakukan berbagai
adegan aksi namun tetap memaksakan dirinya untuk tetap tampil dan bahkan
memaksa untuk memberikan kontribusi di berbagai bagian teknikal lainnya yang
harus diakui berada di luar batas kemampuannya. Klise, datar dan jauh dari
kesan menarik, Chinese Zodiac mungkin akan diingat sebagai salah satu film
terburuk yang pernah dibintangi oleh Jackie Chan.
0 komentar