Optimis atau Realistis?

Hai, ketemu lagi dengan aku. Aku yang masih berstatus tamatan SMA dan masih menjadi calon mahasiswa. Tau kan maksudnya? Gausah aku jelasi...

Hasil gambar untuk optimis vs realistis
Hai, ketemu lagi dengan aku. Aku yang masih berstatus tamatan SMA dan masih menjadi calon mahasiswa. Tau kan maksudnya? Gausah aku jelasin yaa. Perih.

Ujian SBMPTN udah kelar sejak tanggal 9 juni kemarin. Jujur yaa, itu ujian terjujur yg pernah aku alami sejak SMP. Bayangin, sbmptn itu ujian yg dipersiapkan satu bulan untuk 210 menit dan demi nasib hidupmu selama minimal 4 tahun kedepan. Dan aku? Menjalaninya dengan kurang mulus.

Usai ujian, tentu banyak dong teman-teman yang nanyakin "gimana ujiannya?" Dan pertanyaan itu selalu aku jawab dengan "Duh gatau nih, nilaiku minus, kayanya ga lulus deh", lalu dengan bijaknya mereka bilang "kok pesimis gitu sih, harus optimis. Ingat yaa, jangan pesimis, harus optimis, pasti bisa lulus".
Pasti bisa lulus kamu bilang? Pasti bisa lulus dengan nilai minus salah satu mata pelajarannya?. Mungkin kamu belum tau ada yang namanya nilai mati dalam sistem penilaian SBMPTN. Nilai mati itu, jika nilai salah satu mata pelajaran bernilai nol atau minus. Jadi, kamu sudah pasti tidak lulus walaupun mata pelajaran lainnya benar semua. Dan itu yang terjadi padaku.

Nothing is impossible, harus optimis, ngga boleh pesimis. Anda akan mengatakan itu kan setelah membaca paragraf di atas? Bagaimana kalau anda saya kenalkan dengan 'Realistis'. Keadaan dimana anda tidak perlu optimis atau pesimis. Karena anda sudah tau hasilnya.

Tau ga sih perbedaan antara pesimis dan realistis?

Kata optimis digunakan jika keadaannya masih memungkinkan. Contoh jika kamu ingin melompati sebuah gedung ke gedung yg lain, masih ada kemungkinan disitu walaupun hanya sekecil kutu dirambut. Dan saya rasa anda tidak perlu capek2 optimis untuk hal yang kemungkinannya sangat kecil.
Nah gimana jika kasusnya anda disuruh melompati sebuah gunung?  Anda masih optimis? Dan mengatakan nothing is impossible? Lalu anda nekat melompati gunung tersebut? Maka dari itu anda memerlukan kata realistis.

Saya tau kapan saya harus bersikap optimis atau bersikap realistis. Dan sebaiknya anda juga harus mengetahui itu. Sekian, 

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images