Fenomena Kampanye Caleg

Tahun ini bisa disebut tahunnya pemilu. yak, tahun 2014 adalah saatnya kita memilih calon rakyat yang baru. siapa yang udah memilih?  Tang...

Tahun ini bisa disebut tahunnya pemilu. yak, tahun 2014 adalah saatnya kita memilih calon rakyat yang baru. siapa yang udah memilih? 

Tanggal sembilan pada bulan april 2014. seluruh rakyat indonesia akan memilih wakil rakyat yang akan duduk dikursi pemerintahan. konon katanya, 90%  yang mencalonkan diri menjadi calon legislatif adalah wajah lama. artinya, belum operasi pelastik. gimana? lucu ngga?. gue berharap sih kejadian 90% yang akan menjadi pemimpin lagi nantinya nggak bener-bener terjadi. karena gue berharap indonesia benar-benar harus melakukan perubahan. 

Berbagai cara dilakukan calon legislatif untuk menarik perhatian rakyat. mulai dari membuat poster yang ditempel di pohon, membuat baliho besar di perempatan jalan, membuat spanduk unik, promosi di twitter. dan yang lainnya. semua itu dilakukan dengan tujuan mereka dikenal oleh masyarakat. 

Oke, kita berbicara menurut sudut pandang gue tentang cara caleg menarik perhatian rakyat. pertama, untuk orang yang membuat poster dan di tempel atau di paku di pohon. gue rasa, itu tidak pantas untuk di pilih. Pohon itu juga mahkluk hidup yang mungkin juga mempunyai perasaan ketika dia dipaku atau di berlakukan tidak baik. nah, logika singkatnya untuk kasus ini. dengan perasaan pohon yang tidak nyata aja mereka (caleg) tidak peduli, bagaimana dengan perasaan kita (rakyat) yang mempunyai perasaan yang lebih nyata? 

Yang kedua, untuk orang yang membuat baliho besar diperempatan jalan. gue gatau ini menyalahi aturan atau enggak. tapi, kalau tidak menyalahi aturan, cara ini bisa dibilang efektif, namun memerlukan biaya yang tidak sedikit. yah, jst it. 

ketiga, untuk caleg yang membuat spanduk unik. Entah apa yang terlintas dipikiran mereka, atau entah apa tujuan mereka. Cara ini antara unik dan norak. untik karena beda dari yang lain, norak karena cara ini nggak pantas menurut gue. Gue rasa, penduduk indonesia udah cerdas untuk mengetahui gimana calon pemimpin yang akan mereka pilih. jadi gue rasa nggak perlu mencari perhatian dengan cara itu. 

keempat, untuk para calon legislatif yang berkampanye dengan cara buat spanduk dan dijadiin atap becak atau yang buat kalender. ini antara pelit atau hemat. tapi, cukup efektif dan murah. 

oke, endingnya. menurut gue, cara kampanye yang terbaik adalah dengan berorasi, menyampaikan visi dan misi secara langsung kepada rakyat. Agar rakyat lebih mengenal karakter, tujuan, dan hal yang lebih detail lainnya. jadi, cara ini lebih efektif dari merusak pohon atau membuat kota menjadi kotor.

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images