Seminar Menulis Bersama Kak Brili

Kamis kemarin tepatnya tanggal 20 November, Saya berkesempatan hadir di acara seminar menulis di sebuah hotel di pusat kota Medan. Pertama k...

Kamis kemarin tepatnya tanggal 20 November, Saya berkesempatan hadir di acara seminar menulis di sebuah hotel di pusat kota Medan. Pertama kali mendapat berita ini, awalnya sangat excited. langsung cari tiket sampai dapat. Langsung lihat pembicaranya, "Brili Agung". Seorang penulis 5 novel dan co- writer 3 novel lain. 


Terbelilah tiket seharga 50rb rupiah dengan harapan pulang membawa semangat menulis kembali. Dan tepat pada hari H tanggal 20 november. Tiba-tiba badan drop. pusing, demam, batuk, pilek. Nggak bisa ngapa-ngapain kecuali baringan. Sebenernya nggak ada yang lebih di khawatirkan kecuali jadwal jam 1 nanti, sekolah sudah dipermisikan. Tinggal bagaimana caranya agar nanti siang bisa sehat dan bisa dateng kesana. 

Pagi-pagi udah hubungin teman sekelas yang juga ikut seminar itu, agar bersedia nungguin saya untuk pergi sama-sama ke tempat tujuan. Karena kebetulan saya juga nggak tau jalan kesana. Kemalangan terjadi lagi, saya ketiduran sampai jam 12 lewat, padahal janjian jam 12 tepat dan di tiket acara mulai jam 1. 

Baiknya teman saya masih mau menunggu begitu lama. saya buru-buru ke kamar mandi, cuma cuci muka, nggak makan siang, kondisi fisik masih drop. Tapi bertekad harus datang kesana. 

Siap-siap udah mau pigi, nyari tiket. Astagfirullah, tiketnya ketinggalan di laci kelas. Mau tak mau harus ngerepotin satu teman lagi. Minta tolong agar tiketnya diantarkan di depan gerbang sekolah. Masalah selesai sampai sini, semangat yang begitu besar membuat kondisi saya membaik. 

Sampai di hotel jam satu kurang lima belas menit. Sudah duduk lemas di dalam ruangan menunggu lima belas menit. Ini adalah lima belas menit terlama dalam hidup saya. Saya berfikir untuk cepat-cepat dapat dorongan menulis dan cepat-cepat pulang kerumah untuk tidur. 

Lima belas menit sudah berlalu, ini sudah jam satu, saya udah menyiapkan diri dengan bersikap segar, membuka pikiran saya besar-besar agar bisa menyerap semua ilmu, tidak ada yang terlewat. Saya sudah berkorban banyak dan sudah merepotkan banyak orang untuk sampai disini. Yang saya dapatkan harus lebih besar. 

Dan masalah kembali datang, jam satu lewat lima acara belum dimulai. Saya merepet sendiri "loh mana sih, udah jam satu lewat lima" Dan ntah dari mana ada suara yang mengatakan "mulainya jam dua ya?", saya langsung membatin "OH GOD WHY???" satu jam lagi?
Satu jam berikutnya saya lalui dengan tidur dengan menyender di kursi yang ada di depan saya. oke kita singkat saja. Acara pun dimulai. Dimulai dengan acara pembukaan dari moderator, ada juga anggota dewan, dan seperti kebanyakan seminar lainnya, moderator membuat penonton bermain-main sejenak yang tujuannya membuat kita santai. tapi menurut saya saat itu, ini adalah hal yang membuang-buang waktu. saya tidak terlalu excited dengan acara ini. 

Kak Brili masuk. facenya good looking banget, betah diliat. Selain penulis, ternyata dia juga Trainer. Dan dia mulai menceritakan segala sesuatu tentang dia. bukunya, pengalamannya, dan sebagainya. 

Bagian penting dari seminar ini mulai terlihat ketika Kak Brili buka-bukaan soal keuntungan atau royalty yang didapat seorang penulis. Disini, sudah ada sedikit dorongan saya untuk meraup semua kenutungan itu. Tapi dorongan itu belum cukup kuat untuk bagaimana caranya saya bisa menulis lagi. 

Ini saatnya. Kak Brili mulai membuka rahasianya. "Penyihir Aksara" dia menyebutnya. Ada tiga step untuk menjadi penyihir aksara. Purnama, Mantra, Ritual. 

Mulai dari yang pertama. Purnama. Kak Brili menganalogikan penyihir yang membutuhkan purnama untuk mencapai kekuatan maksimalnya. begitu juga penulis, mereka juga harus punya purnamanya sendiri. Kak Brili menyuruh kami untuk menulis purnama kami masing-masing, dan meminta empat orang untuk membacakannya ke depan. Tentu saja, saya tidak ada diantara empat orang itu. Ini adalah purnama saya "Saya ingin orang lain tertawa bahagia membaca tulisan saya". Amin. 

Step kedua adalah Mantra. Seperti penyihir yang memakai mantra untuk melancarkan sihirnya, begitu juga penyihir aksara yang menggunakan mantra untuk menyihir tulisannya. Ada 7 mantra yang digunakan penyihir aksara. Tapi kak Brili hanya memberitahu tiga mantra. 3 kata, show, mindmap. Ini membuat saya lemas, tidak yang seperti saya harapkan. karena ketiga mantra itu pasti sudah tidak asing bagi kami. 

Dan step terakhir pasti semua udah tau. Ritual. ya, semua rencana pada akhirnya akan diritualkan. percuma sudah punya purnama dan mantra kalau tidak diritualkan. 

Saat ada break untuk sholat, beberapa kali saya berpapasan dengan Kak Brili, Sangat ingin menegurnya dan menagih asupan semangat darinya. Tapi inilah saya dengan segala ketidak percayaan diri saya. Saya nggak punya keberanian untuk menagih itu. 

Saya berharap Kak Brili mengirim e-mail ke saya dan mengasih asupan itu. Saya berharap. Saya berharap dapat sedikit bimbingan dan trik untuk menulis karya non fiksi.  
Ini e-mail saya kak : Juanknasution@gmail.com 
Makasih kak :) 


You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images